Media Informasi dan Komunikasi SMP NEGERI 2 SABAK AUH KABUPATEN SIAK

Kamis, 20 Oktober 2011

Menciptakan Pembelajaran Aktif

Selama ini proses pembelajaran lebih sering berlangsung secara pasif dimana pengajar menjelaskan materi ajar dan siswa mendengarkan secara pasif.  Dari banyak penelitian ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika para siswa peserta proses pembelajaran memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh. Dengan cara ini diketahui pula bahwa pengetahuan baru tersebut cenderung untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik. Banyak cara, metode atau teknik yang dapat dipergunakan dalam teknik pembelajaran seperti telah dijelaskan pada sesi sebelumnya. Secara garis besar dapat dilihat dalam bentuk lain piramida belajar yang telah dijelaskan di depan.
Gambaran di atas menunjukkan dua kelompok model pembelajaran yaitu pembelajaran Pasif dan Pembelajaran Aktif. Gambaran tersebut juga menunjukkan bahwa kelompok pembelajaran aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat (retention rate of knowledge) materi ajar. Penggunaan cara-cara pembelajaran aktif baik sepenuhnya atau sebagai pelengkap cara-cara belajar tradisional akan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
  • Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
  • Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran,
  • Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran,
  • Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi,
  • Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap mahasiswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.

Suatu studi yang dilakukan Thomas (1972) menunjukkan bahwa setelah 10 menit kuliah, siswa cenderung akan kehilangan konsentrasinya untuk mendengar materi pelajaran yang diberikan oleh pengajar secara pasif. Hal ini tentu saja akan makin membuat pembelajaran tidak efektif jika proses belajar terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif hal tersebut dapat dihindari. Pemindahan peran pada siswa untuk aktif belajar dapat mengurangi kebosanan ini bahkan bisa menimbulkan minat belajar yang besar pada siswa. Pada akhirnya hal ini akan membuat proses pembelajaran mencapai learning outcomes yang diinginkan.

Beberapa Teknik Pembelajaran Aktif

Ada banyak teknik pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana – yang tidak memerlukan persiapan lama dan rumit serta dapat dilaksanakan relatif dengan mudah — sampai dengan yang rumit – yaitu yang memerlukan persiapan lama dan pelaksanaan cukup rumit. Beberapa jenis teknik pembelajaran tersebut antara lain adalah:

Think-Pair-Share
Dengan cara ini mahasiswa diberi pertanyaan atau soal untuk dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit (think), kemudiansiswa diminta untuk mendiskusikan jawaban atau pendapatnya dengan teman yang duduk di sebelahnya (pair). Setelah itu pengajar dapat menunjuk satu atau lebih siswa untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu bagi seluruh kelas (share). Teknik ini dapat dilakukan setelah menyelesaikan pembahasan satu topik, misalkan setelah 10-20 menit kegiatan belajar biasa. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan membahas topik berikutnya untuk kemudian dilakukan cara ini kembali setelah topik tersebut selesai dijelaskan.

Collaborative Learning Groups
Dibentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang dapat bersifat tetap sepanjang semester atau bersifat jangka pendek untuk satu pertemuan materi ajar. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua kelompok dan penulis. Kelompok diberikan tugas untuk dibahas bersama dimana seringkali tugas ini berupa pekerjaan rumah yang diberikan sebelum kuliah dimulai. Tugas yang diberikan kemudian harus diselesaikan bisa dalam bentuk makalah maupun catatan singkat.

Student-led Review Session
Jika teknik ini digunakan, peran pengajar diberikan kepada siswa. Pengajar hanya bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Teknik ini misalkan dapat digunakan pada sesi review terhadap materi belajar. Pada bagian pertama dari kuliah kelompok-kelompok kecil siswa diminta untuk mediskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan dan siswa yang lain menjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu siswa dalam kelompok tersebut memberikan ilustrasi bagaimana suatu rumus atau metode digunakan. Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses ini dipimpin oleh siswa dan pengajar lebih berperan untuk mengklarifikasi hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses pembelajaran tersebut.

Student Debate
Diskusi dalam bentuk debat dilakukan dengan memberikan suatu isu yang sedapat mungkin kontroversial sehingga akan terjadi pendapat-pendapat yang berbeda dari siswa. Dalam mengemukakan pendapat siswa dituntut untuk menggunakan argumentasi yang kuat yang bersumber pada materi-materi kelas. Pengajar harus dapat mengarahkan debat ini pada inti materi ajar yang ingin dicapai pemahamannya.

Exam questions writting
Untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi ajar tidak hanya diperoleh dengan memberikan ujian atau tes. Meminta setiap siswa untuk membuat soal ujian atau tes yang baik dapat meningkatkan kemampuan siswa mencerna materi ajar yang telah diberikan sebelumnya. Pengajar secara langsung bisa membahas dan memberi komentar atas beberapa soal yang dibuat oleh siswa di depan kelas dan/atau memberikan umpan balik kemudian.

Class Research Symposium
Cara pembelajaran aktif jenis ini bisa diberikan untuk sebuah tugas perancangan atau proyek kelas yang cukup besar. Tugas atau proyek kelas ini diberikan mungkin pada awal semester dan siswa mengerjakannya dalam waktu yang cukup panjang termasuk kemungkinan untuk mengumpulkan data atau melakukan pengukuran-pengukuran. Kemudian pada saatnya dilakukan simposium atau seminar kelas dengan tata cara simposium atau seminar yang biasa dilakukan pada kelompok ilmiah.


Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Untuk menerapkan pembelajaran aktif beberapa hal harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai sebagaimana mestinya. Melupakan hal-hal ini dapat saja membuat pembelajaran aktif tidak berhasil dan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Tujuan pembelajaran aktif harus ditegaskan dengan jelas
Harus diingat bahwa tujuan pembelajaran aktif adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis dari mahasiswa dan kapasitas mahasiswa untuk menggunakan kemampuan tersebut pada materi-materi kuliah yang diberikan. Pembelajarn aktif tidak semata-mata digunakan untuk menyampaikan informasi saja. Lebih jauh lagi, pembelajaran aktif ini memiliki konsekuensi pada mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan baik di luar jam kuliah. Mahasiswa memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencari seluas-luasnya materi yang melatar-belakangi perkuliahan sehingga dapat berpartisipasi dengan baik dalam perkuliahan. Pembelajaran aktif ditujukan agar mahasiswa secara aktif bertanya dan menyatakan pendapat dengan aktif selama proses pembelajaran. Dengan proses seperti ini diharapkan mahasiswa lebih memahami materi kuliah.

Siswa harus diberitahu apa yang akan dilakukan
Pada saat awal kuliah – pada saat menjelsakan silabus kuliah – mahasiswa harus diberi penjelasan apa yang akan dilakukan sehingga mahasiswa dapat mengerti apa yang diharapkan darinya selama proses pembelajaran. Tekankan penjelasan ini berulang-ulang sehingga mahasiswa memiliki kesadaran dan keinginan yang tinggi untuk berpartisipasi.

Memberikan pengarahan yang jelas dalam diskusi
Diskusi dalam kelas merupakan tanggungjawab pengajar untuk menjaganya dalam alur dan tempo yang baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi adalah:
  • Buat ringkasan dan hal-hal penting yang menjadi pendapat siswa serta kembalikan ke dalam diskusi untuk dapat mengundang pendapat-pendapat lain,
  • Terima terlebih dahulu semua pendapat yang berkembang dan beri kesempatan yang sama pada pendapat-pendapat lain,
  • Tunggu sampai beberapa siswa mengemukakan pendapat sebelum pengajar memberikan komentar,
  • Setiap saat temukan isu penting yang menjadi bahasan dalam materi ajar dan berikan penjelasan lebih lengkap dan arahkan diskusi pada isu-isu berikutnya.

Pertimbangkan teknik pembelajaran aktif yang dipergunakan
Setiap cara atau teknik dalam pembelajaran aktif memerlukan persiapan-persiapan yang berbeda tingkat kemudahannya begitu pula dalam pelaksanaannya. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan dengan baik teknik yang akan dipergunakan. Kombinasi beberapa cara sepanjang semester merupakan cara terbaik.

Penciptaan iklim pembelajaran aktif
Iklim pembelajaran aktif harus dapat diciptakan oleh pengajar. Beberapa cara untuk menciptakan ini adalah sebagai berikut:
  • Pada awal pertemuan minta siswa untuk menjelaskan ringkasan materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya
  • Pada awal pertemuan minta siswa untuk memberikan pandangan serta perkiraan mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan tersebut.
  • Berikan contoh-contoh soal dan mintakan siswa untuk menyelesaikannya secara bersama
  • Secara periodik, hentikan memberi penjelasan dan minta siswa untuk membuat ringkasan mengenai materi yang telah dibicarakan selama 2 menit. Kemudian minta siswa mendiskusikannya dengan teman yang duduk di sebelahnya selama 2 menit.
  • Bentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas untuk mendiskusikan suatu topik, latihan mengerjakan soal, atau membuat ilustrasi konsep yang dipelajari pada saat pertemuan tersebut.
  • Minta siswa pada akhir pertemuan untuk membuat pertanyaan atas materi pertemuan dan menukarkannya dengan teman yang duduk di dekatnya, kemudian minta mereka menjawabnya pada pertemuan verikutnya.
  • Minta siswa untuk menilai learning objective mana yang telah dicapai dengan pembahasan materi pada pertemuan tersebut.

Kajian Akademik Pembelajaran TIK SMP

Kajian kesiapan sekolah Jenjang SMP /MTs.*
1) Kelas VII, KD 1.1 yaitu: “Mengidentifikasi berbagai peralatan teknologi informasi dan komunikasi” menuntut banyak pengetahuan guru tentang TIK seperti teknologi komputer, perangkat keras dan lunak, teknologi telepon kabel, teknologi telepon tanpa kabel (wireless/cordless telepon), teknologi faximili/fax, teknologi Telepon genggam, teknologi LAN, WAN, Intranet, dan internet.
2) Kelas VII, KD 1.5 “Mengidentifikasi berbagai dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi” sangat baik untuk mendidik nilai (value) sebagai manusia beradab & berbudaya. Contoh tentang kepandaian TIK tidak digunakan untuk membuat virus komputer, menjadi cyber kriminal, pembobol kartu kredit, dsb. Sediakan materi contoh kasus TIK dalam kejahatan cyber 
3) Kelas VII, KD 2.1 ”Mengaktifkan komputer sesuai prosedur”; KD 2.2 ”Mematikan komputer sesuai prosedur”, dan KD 2.3 ”Melakukan operasi dasar pada operating system dengan sistematis” dapat digabung, karena sangat sederhana 
4) Kelas VII, KD 3.1 ”Mengidentifikasi berbagai komponen perangkat keras komputer”; untuk KD unit perangkat keras seperti CPU (Central Processing Unit), Monitor, Keyboard, Mouse, dan Printer masih aman untuk dilakukan. Tapi untuk perangkat keras bagian dalam CPU seperti motherboard, Video Card, Memory, Processor, Sound card, Modem, LAN Card (Etheret Card), disk drive, dan lain-lain menuntut untuk membongkar pasang unit CPU. Oleh karena itu,. Sediakan bahan bahan multimedia pembelajaran berupa audiovideo
(audio-visual) tentang kompenen utama perangkat keras bagian dalam unit CPU.
5) Kelas VII, KD 2.3 ”Melakukan operasi dasar pada operating system dengan sistematis”. Beri batasan materi praktek sederhana Sistem Operasi seperti: File Explorer, Mengcopy file, Menghapus file, memindahkan file, membuat folder baru, menamai ulang file/folder, mengelola file/folder, mengelola desktop, menambah shortcut di desktop menata shortcut di desktop.
6) Kelas VII, KD no. 3.4 ”Mempraktikkan satu program aplikasi”; kata “mempraktikan” sebaiknya diganti dengan “praktek lanjutan” untuk satu program aplikasi, misalnya Pengolah kata.
7) Kelas VIII, KD 1.1 ” Mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah kata”; Sebaiknya ditambah kata “ikon editing, formating, dan ikon drawing” ,sehingga bunyi KD menjadi “Mempraktikan penggunaan menu, ikon standar, formating, dan ikon drawing pada perangkat lunak pengolah kata”.
8) Kelas VIII, KD 1.4 ” Membuat dokumen pengolah kata sederhana”. Kata “dokumen” kurang memberi kejelasan batasan. Sebaiknya diganti dengan kata “dokumen tingkat tinggi” (kombinasi antara teks, gambar, grafik, clipart, tabel, foto, dsb), atau “dokumen tingkat sedang” (kombinasi teks, tabel dan Gambar),atau “dokumen sederhana” (teks dan gambar).
9) Kelas VIII, KD 2.4 ” Membuat dokumen pengolah angka sederhana. Sebaiknya kata “dokumen” diganti dengan kata “dokumen tingkat tinggi atau sedang”(Kombinasi antara data teks, numerik, grafik, objek, dan lain-lain. Sampai mengimport/mengeksport data dari perangkat lunak pengolah kata ke perangkat lunak pengolah kata.
10) Kelas IX, KD 1.1 ”Menjelaskan pengertian dasar Internet/intranet”. Masalah yang mungkin muncul di sekolah adalah miskonsepsi tentang Internet. Internet adalah sebuah jaringan komunikasi digital global tanpa pemilik. Sebaiknya disediakan kisi-kisi materi terkait pengertian dasar Internet dan jaringan Internet.
11) Kelas IX, KD 1.2 ” Memahami dasar-dasar sistem jaringan di Internet/intranet”. Bila KD ini harus dilaksanakan dengan baik, akan menuntut guru untuk menguasai teknologi jaringan Internet yang sesungguhnya tidak sederhana. Oleh karena itu, jaringan Internet yang dimaksud perlu dibatasi, misalnya jaringan Internet melalui Modem saja, BUKAN jaringan Intenet melaui LAN (Local Area Network), WAN (Wide are network), ataupun Intranet. KD 1.2 ini membingungkan, karena mengandung kata-kata jaringan” dan kata ”intranet” yang sesungguhnya tidak diperlukan untuk membekali siswa dengan keterampilan penggunaan internet.
12) Kelas IX, KD 1.4 ” Mengidentifikasi perangkat keras yang digunakan dalam akses Internet/intranet” dan KD 1.5 ”Melakukan berbagai cara untuk memperoleh sambungan Internet/intranet”. Masalah yang akan muncul dalam KD 1.4 dan KD 1.5 adalah sama dengan KD 1.2. Bila KD ini harus dilaksanakan dengan baik, akan menuntut guru untuk menguasai teknologi jaringan Internet yang sesungguhnya tidak sederhana. Oleh karena itu, jaringan Internet yang dimaksud perlu dibatasi, misalnya jaringan Internet melalui Modem dan telepon saja, BUKAN jaringan Intenet melaui LAN (Local Area Network), WAN (Wide are network), ataupun Intranet
13) Kelas IX, KD 2.2 ” Mengidentifikasi beberapa layanan informasi yang ada di Internet” dan KD 2.3 ” Mengakses beberapa situs untuk memperoleh informasi yang bermanfaat”. KD ini sebaiknya diarahkan untuk memanfaatkan berbagai layanan yang tersedia di dalam Internet, seperti: Browsing ke situs-situs web, layanan e-mail, layanan mail list, chatting, friendster, dan search engine seperti yahoo, google, altavista, MSN, AoL, dan sebagainya 14) Heterogenitas pengetahuan guru tentang melek TIK sangat tinggi, sehingga akan menjadi kendala di lapangan, oleh karena itu sebaiknya ada bahan ajar yang sesuai atau Browsing sumber belajar yang relevan di internet.
15) Banyak diinterpretasikan peralatan TIK hanya sebatas pada komputer saja. Banyak sekolah yang tidak memiliki perangkat komputer maka tidak memberikan pelajaran TIK karena TIK dianggap identik dengan komputer.
16) Beberapa KD yang terkait dengan penggunaan internet memerlukan sarana yang jarang dimiliki sekolah dan kebutuhan dana yang cukup besar.
17) Pelaksanaan pembelajaran akan lebih menarik jika dilakukan lintas mata pelajaran, namun sering terjadi kurangnya koordinasi terutama dalam hal penilaian.

(*Sumber NASKAH AKADEMIK KAJIAN KEBIJAKAN KURIKULUM MATA PELAJARAN TIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT KURIKULUM 2007)

Pedoman Penyusunan LKS

Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.

Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

•  Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.

•  Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

• Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS.

• Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
- Perumusan KD yang harus dikuasai
  Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI.
- Menentukan alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajar-an yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
- Penyusunan Materi
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.
- Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
* Judul
* Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)
* Kompetensi yang akan dicapai
* Informasi pendukung
* Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
* Penilaian